7. Nyai Ahmad Dahlan (1872-1946)
Nyai Ahmad Dahlan dilahirkan dengan nama Siti Walidah. Dia berasal dari keluarga pemuka agama Islam dan penghulu resmi Keraton Yogyakarta, Kyai Haji Fadhil.

Karena harus tinggal di rumah, dia mendapatkan pendidikan agama dari ayahnya dan tak pernah mengenyam pendidikan umum. Hingga akhirnya Siti Walidah menikah dengan sepupunya, yang menjadi pendiri organisasi Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan.
Keterlibatan Nyai Ahmad Dahlan dalam Muhammadiyah dimulai saat dirinya ikut merintis kelompok pengajian wanita Sopo Tresno (Siapa Cinta) pada 1914. Dalam pengajian itu, suami-istri tersebut ikut menyampaikan kajian-kajian agama secara bergantian.
Nyai Ahmad Dahlan lalu mengembangkan Sopo Tresno menjadi organisasi kewanitaan berbasis agama Islam, Aisyah. Namun setelah Aisyah mapan, sang Nyai memilih untuk membuka asrama dan sekolah putri. Dia juga mengadakan kursus agama Islam dan pemberantasan buta huruf bagi kaum perempuan.
Atas jasanya terhadap agama Islam dan kaum perempuan, pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada Nyai Ahmad Dahlan dengan SK Nomor 042/TK/1971.