• Photo
  • Video
  • Cerita
  • Whats New
  • Populerhot
No Result
View All Result
  • Login
Dark Mode
No Result
View All Result
  • Login
Dark Mode
No Result
View All Result
Home Cerita Kisah

Kisah Soekarno Menangis Saat Menghukum Mati Kartosuwiryo

Amel Widya by Amel Widya
10 years ago
in Kisah
4 min read
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsappBagikan ke TelegramBagikan ke LineQR Code

Bung Karno dan Kartosuwiryo merupakan sahabat karib sama-sama berguru kepada Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto di kawasan Peneleh, Surabaya. Roso Daras menuliskan di buku Bung Karno Vs Kartosuwiryo, Serpihan Sejarah Yang Tercecer tentang pertemanan Soekarno dan Kartosuwiryo.

soekarno
penasoekarno.wordpress.com

Kisah itu bermula dari pesan Tjokroaminoto yang menyatakan, “Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan, dan bicaralah seperti orator”. Pesan itu sangat diingat Soekarno, hingga setiap malam dia selalu belajar pidato.

Baca Juga Artikel Terkait

Prosesi Melahirkan Melalui Caesar Tidak Lebih dari 1 Jam, Tapi Rasa Sakitnya Hingga 6 Tahun Masih Berasa

17 Feb 2016

Kisah Bung Karno yang Selamat dari 23 Upaya Pembunuhan

17 Feb 2016
Load More

Setiap Soekarno belajar berpidato, suaranya yang lantang terdengar sangat mengganggu kawan-kawannya yang juga tinggal di rumah Tjokroaminoto, seperti Muso, Alimin, Kartosuwiryo, dan Darsono. Tidak jarang, mereka yang mendengar tertawa.

Bahkan, sering kali saat Soekarno sedang belajar berpidato, kawan-kawannya yang lebih senior memintanya untuk berhenti, karena merasa terganggu. Namun, Soekarno tetap melanjutkan pidatonya di depan kaca, di dalam kamarnya yang gelap.

Salah seorang kawan Soekarno di rumah Tjokroaminoto yang tidak pernah bosan memberikan kritik atas pidato-pidatonya adalah Kartosuwiryo. Namun, tidak jarang kritik yang dilontarkan Kartosuwiryo lebih kepada ejekan.

“Hei Karno, buat apa berpidato di depan kaca? Seperti orang gila saja,” kata Kartosuwiryo, suatu kali, kepada Soekarno yang tengah belajar berpidato. Mendengar celetukan itu, Soekarno diam saja terus melanjutkan pidatonya.

Setelah pidatonya selesai, dia baru membalas ejekan Kartosuwiryo. Kalimat pertamanya adalah penjelasan kenapa dia belajar berpidato sebagai persiapan untuk menjadi orang besar. Pada kalimat kedua, Soekarno baru membalas ejekan kawannya itu.

“Tidak seperti kamu, sudah kurus, kecil, pendek, keriting, mana bisa jadi orang besar!.” ucap Soekarno dibarengi oleh tawa keduanya. Peristiwa itu terjadi di rumah Tjokroaminoto, hingga keduanya tumbuh dewasa.

Impian Soekarno untuk menjadi orang besar terwujud. Meletusnya pemberontakan komunis 1926-1927, membukakan jalan baginya untuk mendirikan partai politik yang bercorak nasionalis.

Sementara Kartosuwiryo terus berjuang bersama Tjokroaminoto. Dia bahkan menjadi sekretaris pribadi Tjokroaminoto, dan memilih Islam sebagai ideologi perjuangannya.

Buku-buku marxisme yang dibacanya sama sekali tidak memengaruhinya untuk menjadi merah, dan ke kiri-kirian, seperti kebanyakan temannya. Sebaliknya, ideologi Islam yang diperjuangkannya justru semakin kuat. Dengan marxisme sebagai pisau analisa, pemikiran Kartosoewirjo tentang penghisapan kapitalisme semakin tajam, dan kritis. Karir politiknya pun terus melonjak.

Perpecahan mulai timbul setelah Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada 17 Agustus 1945. Terjadi tarik menarik kekuatan arah republik, antara yang menghendaki negara Uni Belanda, negara komunis, dan negara Islam.

Soekarno serap banyak ideologi

Soekarno yang menyerap memiliki banyak ideologi, mulai dari marxis, Alquran dan Islam, serta kitab lainnya tidak ingin Indonesia menjadi negara Uni Belanda, komunis, dan berazaskan Islam. Sebaliknya, dia menawarkan asaz Pancasila.

Menurutnya, Pancasila adalah ideologi yang tumbuh dari bumi pertiwi, sesuai dengan pergulatan batin, intelektual, dan budaya luhur bangsa. Usulan Pancasila ini kemudian disampaikan Soekarno dalam pidato 1 Juni 1945.

Perlawanan hebat pertama-tama datang dari pihak komunis. Tahun 1948, kelompok Muso memproklamirkan Negara Madiun sebagai poros Soviet. Peristiwa yang dikenal dengan Pemberontakan Madiun ini dengan mudah ditumpas Pemerintah Republik.

buku bung karno vs kartosuwiryo
rosodaras.wordpress.com

Pemberontakan hebat selanjutnya datang dari Kartosuwiryo, saat diproklamasikannya Negara Islam Indonesia (NII), di Tasikmalaya, pada 7 Agustus 1949. Pemberontakan ini bahkan sanggup menyebar ke Pulau Jawa, Aceh, dan Sulawesi Selatan.

Pemberontakan Kartosuwiryo berhasil ditumpas. Ia ditangkap oleh pasukan TNI di Gunung Geber, Jawa Barat, pada 4 Juni 1962. Dia lalu dijatuhi hukuman mati. Yang menyedihkan, surat hukuman mati itu ditandatangani oleh Soekarno.

Sempat terjadi pergolakan hebat dalam batin Soekarno, saat harus membunuh sahabat karibnya sendiri, saudara seperguruan, dan teman seperjuangannya Kartosuwiryo. Tanpa tanda tangan Soekarno, tentu Kartosuwiryo tidak akan ditembak mati.

Proses eksekusi terhadap Kartosuwiryo sempat tertunda hingga tiga bulan. Sebabnya, Soekarno selalu menyingkirkan berkas kertas vonis mati atas diri Kartosuwiryo, manakala berkas itu berada di atas meja kerjanya.

Peristiwa ini sempat membuat Soekarno frustasi, hingga akhirnya dia lempar berkas vonis tersebut ke udara dan bercecer di lantai ruang kerjanya. Saat itu, putrinya Megawati Soekarnoputri lah yang menyadarkan sang ayah.

Megawati menggambarkan luhurnya hakikat pertemanan sejati, namun dia mengingatkan Soekarno agar menepati dharmanya sebagai kepala negara, kepala pemerintahan, serta tidak mencampur-adukkan antara hakikat persahabatan dengan tugasnya.

Akhirnya, pada September 1962, setelah lama termenung di meja kerjanya, dia menggoreskan tanda tangannya di atas berkas vonis Kartosuwiryo. Seketika, dia ingat hari-hari bersama Kartosuwiryo di medan perang.

Seakan masih terdengar canda dan tawa, serta diskusi-diskusi politik, agama, kebangsaan, dan apa saja yang begitu hangat dengan sahabatnya itu. Dia lalu mengambil selembar foto Kartosuwiryo, dan menatapnya lama-lama, sambil berlinangan air mata. Saat melihat foto sahabatnya itu, Soekarno tersenyum dan berkata,

“Sorot matanya masih tetap. Sorot matanya masih sama. Sorot matanya masih menyinarkan sorot mata seorang pejuang.”

Soekarno menangis di depan Mayjen S Parman (Asisten I/Menpangad) Kejadiannya di satu pagi pada tahun 1964, S Parman membawa surat keputusan eksekusi mati pada Kartosuwiryo.

Soekarno tidak kuat menandatangani surat hukuman mati pada teman kecilnya itu. Lalu ia meminta S Parman kembali setelah Maghrib, sepanjang hari itu Soekarno gelisah. Ia shalat terus menerus dan berdoa, barulah seusai maghrib ia menandatangani surat eksekusi. Inilah surat eksekusi yang selalu diingat Soekarno karena memang ini hanya satu-satunya surat eksekusi kematian yang pernah ditandanganinya.

Pemerintah Indonesia kemudian menghukum mati Kartosuwiryo, pada 5 September 1962, di Pulau Ubi, Kepulauan Seribu, Jakarta.

Kartosoewiryo hukum mati
kabarnet.in
Tags: HukumMenangisRiwayatSoekarno
Share18Tweet11SendShareShareScan

Related Posts

Gempar Soekarnoputra

3 Orang ini Mengaku Anak dan Cucu Soekarno yang Hilang

02/11/2015

Kisah Bung Karno yang Selamat dari 23 Upaya Pembunuhan

17/02/2016

Inilah Negara-negara yang Masih Menganut Hukuman Mati

01/05/2015

EUGENETIKA, Konsep Mengerikan Hitler

15/08/2014

5 buah yang Dicurigai Buah yang Dimakan oleh Adam & Hawa

19/07/2014

Apakah Nabi Muhammad Asli Jawa Indonesia ?

16/07/2014

Misteri Air Terjun Tempat Semedi Patih Gajah Mada

16/05/2014

Fakta Unik Air Mata dan Menangis

02/05/2014
Load More

PILIHAN PEMBACA

  • Rumah Sepi, Kesempatan Emas Buat Ngelakuin Hal Ini Bareng Pacar!!

    287 shares
    Share 115 Tweet 72
  • Mengapa Tembok China Kuat Berabad-abad ?

    26 shares
    Share 10 Tweet 7
  • Ternyata Begini, Cara Kerja Kamera Tembus Pandang

    113 shares
    Share 45 Tweet 28
  • 3 Cara Membentuk Bokong Indah

    46 shares
    Share 18 Tweet 12
  • Biar Nggak Tengsin, Pahami Cara ‘Nawar’ SPG

    34 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Tips Untuk Para Ibu Menyusui yang Ingin Berpuasa

    13 shares
    Share 5 Tweet 3

ARTIKEL TERBARU

spiderman

Alasan di Balik Perpindahan PH Spiderman dan Panduan Urutan Nonton Film Spiderman

May 14, 2025
hotel murah

Daerah Jakarta yang Banyak Hotel Murah Bersama BookCabin

February 28, 2025
Gate Valve

Cara Memilih Gate Valve Berkualitas untuk Proyek Industri Anda

August 5, 2024
pafikabnabire

Peran dan Kontribusi Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kabupaten Nabire

July 22, 2024
asuransi kesehatan

Ini Alasan Harus Punya Asuransi Kesehatan Rawat Jalan dan Rawat Inap

June 25, 2024

JANGAN LEWATKAN !

Tips

Jangan Mau Punya Teman Seperti Ini!

18 Sep
Tempat

Eksotisme Lubang Sewu Erorejo, Grand Canyon ala Kota Wonosobo

25 Mar
Inovasi

Saatnya Memanfaatkan Sampah untuk Mendulang Banyak Rupiah

01 Aug
Tahukah Kamu ?

Tahu Gak ? Inilah Arti Bercak Kuning yang Ada Pada Semangka

03 Sep

Temukan kami di Sosial Media :

Facebook Twitter Youtube RSS

Recent Update

  • Alasan di Balik Perpindahan PH Spiderman dan Panduan Urutan Nonton Film Spiderman
  • Daerah Jakarta yang Banyak Hotel Murah Bersama BookCabin
  • Cara Memilih Gate Valve Berkualitas untuk Proyek Industri Anda

Knowledge and Inspiration

AndaiKata adalah website tentang inspirasi dan pengetahuan untuk menambah wawasan bagi kita semua

  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pasang Iklan
  • Kebijakan Pemasangan Iklan

© 2012-2020 | AndaiKata is a member of Kalges Media.

No Result
View All Result
  • Aneh
  • Art
  • Cerita
  • Dunia
  • Extrim
  • Fenomena
  • Inovasi
  • Investigasi
  • Kata Zodiak
  • Khas
  • Ladies
  • Misteri
  • Nasional
  • Photo
  • Riwayat
  • Special
  • Sudut Pandang
  • Supranatural
  • Tahukah Kamu ?
  • Tempat
  • Tips
  • Unik
  • Video

© 2012-2020 | AndaiKata is a member of Kalges Media.

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In